Berita

Serangan organisme pengganggu tanaman seperti hama dan penyakit pada tanaman jagung menjadi kendala yang sering dihadapi petani.

Polinela, Selasa (03/10/2023). Tim dosen Prodi Teknologi Produksi Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melakukan kegiatan penelitian aplikasi metabolit sekunder agensia pengendali hayati (APH) Dimana penelitian ini berfungsi mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanam jagung.

Aplikasi metabolit sekunder APH dari Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. dilakukan sejak tanaman jagung berumur 2 minggu setelah tanam sampai jagung siap panen. Serangan hama seperti ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda), wereng jagung (Peregrinus maidis dan Stenocranus sp.), lalat bibit (Atherigona sp.), dan kutu daun (Aphis sp.).

Penyakit bulai dan penyakit penting lainnya pada tanaman jagung menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman jagung. Ketua Penelitian Lina Budiarti, S.P., M.Si menuturkan, bahwa pengendalian menggunakan pestisida memberikan dampak negative baik pada lingkungan. Selain itu, tambah Lina, penggunaan pestisida secara terus menerus berpengaruh pada, produk hasil pertanian dan juga menyebabkan resistensi pada OPT yang diaplikasikan pestisida kimia secara terus menerus.

Oleh karenanya, lanjut Lina Budiarti, pengendalian yang ramah lingkungan perlu terus dikaji terutama pemanfaatan metabolit sekunder dari cendawan Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. sebagai agensia hayati. Kegiatan penelitian ini dibantu oleh tim dosen prodi Teknologi Produksi Tanaman Pangan dan Mahasiswa. Pembuatan metabolit sekunder dari cendawan entomopatogen dan antagonis yaitu Beauveria bassiana dan Trichoderma sp. ini memanfaatkan bahan organik limbah cucian air beras dan air kelapa sebagai media cair pertumbuhan cendawan. Metabolit sekunder yang telah dipanen dari media cair kemudian diaplikasikan pada bagian tajuk tanaman jagung untuk menekan populasi OPT.

Selain berfungsi, terang Lina, dalam mengendalikan OPT tanaman, diharapkan aplikasi metabolit sekunder pada tanaman jagung tidak berdampak terhadap musuh alami seperti predator dan parasitoid yang sangat penting keberadaannya pada lahan budidaya. Keberadaan predator dan parasitoid ini seperti laba-laba, kumbang predator, dan parasitoid menjadi salah satu factor pengatur kestabilan populasi hama di ekosistem.

Pengendalian dengan metabolit sekunder agensia pengendali hayati (APH) juga mendukung pertanian berkelanjutan dengan tidak memberikan dampak negative terhadap lingkungan dan terjaganya keamanan produk pertanian bagi konsumen. Kegiatan penelitian ini dibantu oleh tim dosen  yang memiliki keahlian dibidang proteksi tanaman yaitu Dr. Ir. Ni Siluh Putu Nuryanti, MP., dan Juwita Suri Maharani, S.P., M.Si. Penelitian ini didanai oleh DIPA Politeknik Negeri Lampung tahun anggaran 2023.