Berita

Pakar Ketahanan Pangan IPB Bicara Permasalahan Ketahanan Pangan dalam Lokakarya Validasi Kurikulum Magister Terapan di Polinela

Program Magister Terapan Program Studi Ketahanan Pangan direncanakan akan dibuka di kampus Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Tim Task Force program magister terapan Polinela bersama PEDP (Polytechnic Education Development Project) menggelar kegiatan validasi kurikulum magister terapan di gedung A kampus Polinela (24/11). Hadir sebagai pembicara utama, Prof. Edy Santosa (Dosen tetap IPB-Bogor, pakar ketahanan pangan nasional).

Berbagai permasalahan dan arah kebijakan jangka panjang pembangunan bidang pangan 2020-2024 serta strategi membangun ketahanan, kedaulatan dan daya saing produk pangan, dipaparkan secara gamblang oleh beliau kepada para peserta lokakarya yang dihadiri oleh pihak direksi, ketua jurusan, dosen dan tim penyusunan Program Magister Terapan Program Studi Ketahanan Pangan Polinela. Lokakarya ini dibuka langsung oleh Direktur Polinela Dr. Sarono. “Polinela sejak berdirinya pada tahun 1984 hingga sekarang terus mengalami perubahan. Saat ini Polinela sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tahun 2018, Polinela mendapatkan tambahan lahan 51 ha dari Pemda Propinsi Lampung dengan harapan mampu dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan akademik. Kabar baik ini menjadi tambahan spirit untuk Polinela melangkah kedepan”, kata Sarono dalam sambutannya sekaligus membuka acara lokakarya. 

 

“Masih lemahnya sistem logistik dan daya saing produk pertanian dan pangan nasional pada saat ini bersumber dari 4 masalah fundamental yakni kebijakan produksi, daya saing, keterjangkauan pangan dan stabilisasi harga, serta kelembagaan. Banyak harapan pada 2020-2024, pertanian sudah lebih mandiri dan berdaya saing, berbasis industri dan mampu menampung tenaga kerja. Tetapi fakta yang ada sekarang, harapan tersebut masih berat untuk terwujud. Oleh karena itu, disamping tantangan masa depan tersebut, tantangan klasik yang sekarang dihadapi perlu dicarikan jalan keluar yang lebih baik. Beberapa program aksi yang perlu diselesaikan pada 2020-2024 antara lain: Pada aspek produksi, berupa peningkatan produksi dan kesejahteraan petani produsen dan mendorong petani lebih mandiri dan berdaya saing. Pada peningkatan daya saing, yaitu dengan meningkatkan daya saing produk pertanian dan pangan, dan produk pangan yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Pada bidang aksesibilitas dan stabilisasi harga, perlu langkah nyata pada program diversifikasi konsumsi dan produksi untuk peningkatan produktivitas dan gizi, dan juga stabilisasi harga melalui pendekatan daya saing logistik dan integrasi pasar pangan. Pada kelembagaan, perlu ada peningkatan peran BUMN dan daerah untuk pembangunan ketahanan pangan berkelanjutan”, ungkap Edy alumni Jepang yang sering bicara permasalahan pangan Indonesia di berbagai forum bergengsi tingkat nasional dan internasional.

Kegiatan ini sebagai lanjutan acara lokakarya yang telah digelar sebelumnya. “Minggu lalu kita telah melaksanakan acara Lokakarya Pengembangan Kurikulum Program Magister Terapan Program Studi Ketahanan Pangan Polinela yang telah menghadirkan narasumber dari pihak kelembagaan Dikti. Untuk memvalidasi kurikulum tersebut, tim task force menggelar acara lanjutan dengan menghadirkan pakar ketahanan pangan dari stake holder yaitu IPB Bogor”, Ungkap Imam selaku ketua panitia pelaksana.

Di akhir acara, tim penyusunan program Magister Terapan Prodi Ketahanan Pangan Polinela dibawah arahan Direktur dan sumber daya yang ada akan bekerja maksimal untuk mewujudkan S2 Terapan bidang ketahanan pangan di bumi ruwa jurai. (AW)