Polinela, Rabu (17/07/2024). Kegiatan Penguatan Ekosistem Kemitraan (Business Matching) yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) bersama dengan tim konsorsium Pusat Pengembangan Teknologi Produk Vokasi (PTPPV) Provinsi Lampung dan Bengkulu berlanjut ke hari kedua dengan berbagai aktivitas yang signifikan.
Pada hari kedua ini, terdapat penyampaian dua materi utama dari Mitras DUDI selaku Pakar Ekosistem Kemitraan, yaitu Ir. Adil Basuki Ahza, M.S., Ph.D., dan Dr. Rifelly Dewi Astuti, S.E., M.M., yang disampaikan kepada 27 SMK di Provinsi Lampung serta dosen Politeknik Negeri Lampung yang terdiri dari 8 jurusan.
Materi Pertama: Link and Match Kemitraan Antara Satuan Pendidikan Vokasi, Pemerintah Daerah, dan Mitra DUDI
Materi pertama disampaikan oleh Ir. Adil Basuki Ahza, M.S., Ph.D., yang membahas mengenai pentingnya kemitraan antara satuan pendidikan vokasi (SPV), pemerintah daerah, dan dunia usaha serta industri (DUDI). Adil menekankan bahwa kemitraan ini sangat krusial dalam menghadapi tantangan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian (VUCA: Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Kolaborasi antara unsur-unsur tersebut dianggap sebagai kunci sukses dalam mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten, produktif, dan berdaya saing tinggi.
Ir. Adil Basuki Ahza, M.S., Ph.D. juga menjelaskan mengenai model Pentahelix yang melibatkan lima unsur utama: pemerintah, masyarakat, akademisi, media, dan DUDI. Setiap elemen ini memainkan peran penting dalam menciptakan ekosistem yang mendukung peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM. Selain itu, ia menyoroti pentingnya organisasi pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan pembaruan secara terus-menerus.
Materi Kedua: Upaya Peningkatan Reputasi dan Kemitraan melalui Digital Marketing dan Branding
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Rifelly Dewi Astuti, S.E., M.M., yang membahas mengenai strategi branding dalam meningkatkan reputasi dan kemitraan melalui digital marketing. Rifelly menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dengan masyarakat untuk menyampaikan ide atau program, serta membangun reputasi dan citra satuan pendidikan vokasi.
Strategi branding yang efektif mencakup penentuan nilai dan identitas brand, serta komunikasi yang sesuai dengan target audiens. Proses ini harus dilakukan terus-menerus dengan membangun brand dan melakukan evaluasi secara berkala. Pesan utama yang harus disampaikan adalah kekuatan dan keunikan program yang dimiliki oleh satuan pendidikan vokasi, yang disesuaikan dengan target audiens baik internal maupun eksternal.
Dalam materi tambahan, Rifelly menjelaskan langkah-langkah perencanaan kampanye digital yang mencakup penentuan produk, tujuan kampanye, target audiens, value proposition, penyusunan konten kampanye, dan saluran pemasaran digital. Implementasi digital marketing juga harus melibatkan penggunaan situs web, media sosial, dan media berbayar dengan optimalisasi konten yang sesuai.