Polinela, Rabu (04/05/2025). Sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Lampung Utara memiliki banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. Di tengah tantangan pembelajaran era digital dan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris SMK Lampung Utara menyelenggarakan sebuah workshop bertajuk “Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris yang Interaktif bagi Siswa SMK”, pada 20 Mei 2025, bertempat di SMK Negeri 1 Abung Selatan.
Kegiatan diikuti oleh 29 guru Bahasa Inggris yang berasal dari 5 SMK Negeri dan 13 SMK Swasta di wilayah Lampung Utara. Workshop dibuka oleh Kepala SMK Negeri 1 Abung Selatan, Adi Widodo, S.P., M.Ti. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris agar mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang menarik, relevan, dan berorientasi pada kebutuhan siswa SMK yang kelak akan terjun ke dunia kerja.
Sebagai narasumber utama, Yusep Windhu Ari Wibowo, S.Pd., M.Pd., dosen Bahasa Inggris dari Program Studi Pengelolaan Perhotelan, Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Dalam pemaparannya, Yusep menekankan pentingnya pendekatan English for Specific Purposes (ESP) dalam pembelajaran Bahasa Inggris di SMK. Ia menyoroti bahwa guru perlu mengubah pola ajar dari sekadar pemberi materi menjadi fasilitator dalam menciptakan experiential learning — pengalaman belajar yang bermakna dan aplikatif.
“Guru bukan hanya menjejali siswa dengan konten, tetapi menciptakan experiential learning yang relevan saat siswa mempraktikkan Bahasa Inggris sesuai kebutuhan mereka,” ujar Yusep.
Dalam sesi praktik, peserta workshop diajak untuk mendesain dan mempresentasikan model pembelajaran yang menggabungkan metode daring dan luring, termasuk penggunaan media seperti video, artikel, audio, hingga modul digital. Strategi ini memungkinkan siswa belajar secara mandiri di rumah, dan memanfaatkan waktu di kelas untuk diskusi, praktik, serta pemecahan masalah nyata, dengan guru berperan sebagai pembimbing dan evaluator.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang kegiatan. Para guru secara aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan berbagi pengalaman. Di penghujung acara, narasumber mengingatkan bahwa menjadi guru bukan hanya tentang mengejar ketuntasan kurikulum dan nilai akademik, melainkan juga menjadi panutan yang menginspirasi siswa dalam karakter dan sikap.
Kehadiran dosen dari Polinela dalam workshop ini menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi vokasi dalam membina dan mendampingi pengembangan profesionalisme guru di daerah. Polinela terus berkomitmen menjadi mitra strategis dalam menciptakan pendidikan vokasi yang adaptif, inovatif, dan relevan dengan tuntutan zaman.